Awal pertemuan yang tidak disangka-sangka. Kalimat yang pas untuk mendeskripsikan hubunganku dengan bunga cantik yang satu ini. Hyacinth, bunga sejuta makna. Aku ingin melambangkannya dengan Hyacinth ungu, lambang permintaan maaf.
Maaf, penulis ini hanya bisa memberikan ketikan dibanding dengan apa yang sudah kamu berikan untuk sekitarmu.
Bisa juga kulambangkan ia sebagai Hyacinth putih, lambang kesucian. Dalam konotasi suatu agama, bunga putih ini digunakan untuk sesembahan dan doa. Dengan makna lain, aku akan berdoa untukmu. Semoga segala hal baik di dunia bisa menghiasi kehidupanmu perlahan namun pasti.
Hyacinth, mungkin aku harus berterima kasih kepada ibumu karena kelahiranmu tanpa mungkin kau sadari, sungguh sangat berarti. Terima kasih sudah memiliki hati yang lapang dan perasaan penuh kepada setiap orang, terima kasih karena sudah bertahan dan memilih untuk mengerti walaupun terkadang jalannya kehidupan ini memang sulit untuk dicerna dengan akal sehat.
Pada akhirnya kamu akan bertahan dengan berpegang teguh kepada dirimu sendiri. Semua beban, rasa takut, dan penyesalan, pada akhirnya akan menjadi lalu-lalang dan cerita suatu hari nanti. Pahit-manis nya cerita itu adalah pilihanmu sendiri.
Sampai bertemu di waktu lain, waktu yang sudah direncanakan oleh Sang Kuasa dimana hamba-Nya hanya bisa menerima dan berdoa.
Semoga masa depan bisa memberikan jalan cerah kepadamu, keluargamu, dan lingkunganmu kelak.
Doa dan harapan baik semoga selalu menyertaimu,
Ghaida F. Asyar.